Sewaktu masih SMP, itu pertama kalinya saya mendengar tentang Pare. Membuat saya ingin ke tempat yang biasa dijuluki sebagai Kampung Inggris itu. Banyak orang yang bercerita bahwa semua orang yang tinggal di Pare selalu bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris, tak terkecuali penduduk asli disana bahkan tukang bakso sekali pun. Diimajinasi saya semua orang yang disana berlagak seperti bule cas cis cus menggunakan bahasa Inggris kapan pun dan dimana pun. It’s cool man. Membuat saya penasaran.
Sampai akhirnya saya mencoba mencari informasi tentang Pare di internet. Saya menemukan video tentang kehidupan di Pare dan itu sama dengan apa yang dicerikan. Dijalan-jalan, saat bersepeda, diwarung mereka bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris. Sehingga membuat bulat tekadku untuk menuntut ilmu beberapa waktu disana. Apalagi saat saya membaca beberapa blog dari orang-orang yang pernah bertandang kesana. Hampir semua dari mereka mendapatkan pengalaman yang mengesankan di Pare. Itu pula yang membuat saya tak ingin menunda-nunda untuk pergi ke Pare.
Setelah penantian yang cukup panjang, akhirnya saya rasakan juga atmosfir tempat yang banyak disebut orang-orang sebagai English Village. Antusias? Sangat antusias. Tapi saat saya sudah berada di Pare, saya merasa heran. Saya merasa apa yang saya bayangkan berbeda jauh sama apa yang saya lihat saat ini, karena ternyata tidak semua orang yang tinggal disini bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris. Ternyata statmen tentang semua orang yang di Pare menggunakan bahasa Inggris itu sedikit lebay. Sedih karena tidak sesuai? Marah? Tidak, sama sekali tidak.
Dari hari ke hari, saya mendapatkan banyak ilmu disini. Ilmu tentang bahasa Inggris, kedisiplinan, bahkan ilmu tentang kehidupan sekali pun. Saya juga melihat begitu bercecerannya ilmu-ilmu di Pare, dijalan-jalan, warung-warung tempat makan dan nongkrong bahkan di persawahan sekalipun, saya bisa menemukan ilmu. Disini pula saya bertemu orang-orang dengan cita-cita besar, orang-orang hebat dan orang-orang yang tak pernah kenal putus asa. Sungguh luar biasa tempat ini. Saya menemukan banyak fakta yang tak terduga dan satu fakta bahwa tak semua yang tinggal disini menggunakan bahasa Inggris hanya pendatang yang kursus saja yang selalu bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris. Tapi sesekali saya juga bertemu dengan pedagang yang bisa bercakap-cakap dengan bahasa inggris. Yah, walaupun tak begitu lancar. Salah satunya adalah seorang ibu penjual es krim dekat KRESNA course. Saya bertemu beliau saat saya berhenti dilapak beliau bersama miss Tri. Beliau adalah mantan TKI dan sekarang beliau menetap di Pare sebagai penjual es krim. Saat menjadi TKI beliau tak memiliki bekal pengetahuan bahasa inggris yang mumpuni. Beliau belajar bahasa inggris secara otodidak. Hanya dengan mendengar dan mencoba memahami apapun yang majikannya katakan. Satu cerita kehidupan yang luar biasa yang saya dapat. Beliau juga memeberi tahukan jika inggin belajar bahasa inggris kuncinya hanya practice. Itu juga yang dikatakan oleh guru besar saya Mr.Tan dan teacher pronunciation saya miss Lia. Belajar bahasa inggris hanya membutuhkan keterbiasaan dan practice. Begitu pun saat kita inggin mempelajari bahasa-bahasa lainnya, kuncinya hanya itu.
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, Pare sudah memukau saya. Memberi saya banyak ilmu, pengalaman baru, teman baru, bahkan keluarga baru di Pare. Secara tidak langsung saya sudah membangun kenangan disana. Pare seakan membuai saya dengan ilmu-ilmunya. Membuatku tak inggin beranjak meninggalkannya. Pare juga yang membuat saya menjadi manusia yang selalu haus dengan ilmu.
Tapi apa daya, saya harus meninggalkannya. Saya harus kembali ke dunia nyata saya, menata kembali kehidupan saya. Banyak PR yang menanti untuk saya selesaikan. Dan saat saya kembali ke dunia nyata saya, saya akan selalu inggat hal-hal apapun yang saya lakukan di dreamland, Pare.
Terimakasih Pare, terimakasih untuk semuanya. Kau telah menuliskan kenagan indah disalah satu bagian pada buku kehidupan saya. Dan kelak dapat saya ceritakan ke anak cucu saya tetang tempat yang merupakan England of Indonesia itu.
I’ll miss the best place for practice English that. Because i got many experience there and thanks for all of you. I hope we will meet again, you and all my friends in Pare. See you….....and miss you :')

Tidak ada komentar:
Posting Komentar